Published on

Inovasi Media Tanam Petani Milenial: Kolaborasi KKN Unugiri 04 Desa Pucangarum Baureno dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro

Authors
  • avatar
    Name
    Wahyu Ningsih
Posyandu Pucangarum

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Unggul Irigasi (Unugiri) berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro mengadakan pelatihan pembuatan media tanam hortikultura berbahan dasar kotoran sapi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah peternakan menjadi produk bernilai ekonomi, sekaligus mendukung program pemerintah yang dipimpin oleh Presiden H. Prabowo Subianto dalam mencanangkan swasembada pangan, salah satunya melalui penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan.

Pelatihan yang berlangsung di Balai Desa Pucangarum ini dihadiri oleh sekitar 50 warga, yang terdiri dari perwakilan RT, RW, perangkat desa, karang taruna, serta kelompok tani setempat. Acara dimulai dengan pemaparan teori mengenai pentingnya penggunaan pupuk organik yang disampaikan oleh Abdul Arif, SP, Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro. Setelah sesi teori, mahasiswa KKN melakukan demonstrasi langsung dengan bantuan para peserta. Mereka diajarkan cara mencampur kotoran sapi dengan bahan tambahan seperti sekam padi, dedak, tetes tebu, dan aktivator mikroba untuk mempercepat proses fermentasi. Selain itu, mahasiswa KKN kelompok 4 juga memberikan 1.000 bibit tanaman, termasuk terong, cabe, bunga kol, dan tomat, yang berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro.

Koordinator KKN Kelompok 4 Desa Pucangarum, Rahmatul Lugastara, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja mereka yang fokus pada pengelolaan sumber daya lokal secara berkelanjutan. "Kami melihat banyak potensi di desa ini untuk mengembangkan pupuk organik, karena kotoran sapi sangat melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan pelatihan ini, kami berharap warga dapat memproduksi pupuk sendiri untuk kebutuhan lahan pertanian mereka, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan," ujarnya.

Kepala Desa Pucangarum, Hariadi, juga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif ini. Menurutnya, program seperti ini dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin mahal dan dapat merusak kualitas tanah. "Kami mendukung penuh pelatihan ini dan akan memberikan pendampingan lanjutan agar produksi pupuk organik di Desa Pucangarum bisa berjalan secara berkelanjutan. Kami juga mengajak masyarakat untuk beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik yang lebih ramah lingkungan," kata Hariadi.

Peserta pelatihan menunjukkan antusiasme yang tinggi. Salah satu peserta, Hanto, mengaku sangat senang mengikuti pelatihan ini. "Selama ini, kami hanya membuang kotoran sapi begitu saja. Sekarang kami tahu cara mengolahnya menjadi pupuk yang bermanfaat. Semoga ke depan kami bisa lebih hemat biaya pupuk dan hasil panen kami menjadi lebih baik," ungkapnya dengan penuh semangat.

Di akhir kegiatan, peserta diberikan komposisi bahan-bahan dan alat sederhana untuk memulai proses pembuatan pupuk, serta praktek langsung dengan narasumber di halaman balai desa. Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mendorong pertanian organik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Pucangarum. Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan petani milenial dapat lebih mandiri dan berkontribusi dalam menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.