- Published on
Mahasiswa KKN UNUGIRI Kelompok 4 Desa Pucangarum Mengadakan Pelatihan Pembuatan Sabun Menggunakan Limbah Kulit Pisang
- Authors
- Name
- Abdul Faqih
Pucangarum, 28 Desember 2024 – KKN Kelompok 4 UNUGIRI Desa Pucangarum kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi ramah lingkungan melalui pelatihan pemanfaatan limbah kulit pisang. Kegiatan ini diinisiasi oleh Kelompok KKN 4 Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro, dengan menghadirkan Siti Khoirun Nisak, S.Si., sebagai narasumber. Bertempat di balai desa, pelatihan yang mengusung tema “Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Pembuatan Sabun” ini dihadiri oleh puluhan warga, khususnya ibu-ibu, yang antusias mengikuti setiap sesi kegiatan.
Limbah Kulit Pisang yang Terabaikan
Sebagai salah satu sentra budidaya pisang, Desa Pucangarum menghasilkan produksi pisang yang melimpah setiap tahunnya. Namun, fakta menunjukkan bahwa sekitar 80% limbah kulit pisang di desa ini belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya menjadi sampah yang menumpuk. Dengan meningkatnya produksi pisang, limbah kulit pisang juga ikut meningkat, yang pada akhirnya dapat menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Dalam pemaparannya, ibu Siti Khoirun Nisak menjelaskan bahwa kulit pisang memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan menjadi berbagai produk, seperti pupuk organik, masker kecantikan, cemilan, bioetanol, karbon aktif, hingga sabun. “Kulit pisang mengandung nutrisi seperti vitamin B, vitamin C, kalium, serta berbagai antioksidan, yang menjadikannya bahan alami yang bermanfaat,” jelasnya.
Menurut ibu Siti, memanfaatkan limbah kulit pisang untuk membuat sabun adalah salah satu cara efektif untuk mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomis sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Ia juga menekankan bahwa sabun dari kulit pisang memiliki potensi pasar yang menjanjikan karena menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan, yang kini semakin diminati konsumen.
Pelatihan Pembuatan Sabun
Setelah memberikan pemaparan tentang potensi kulit pisang, acara dilanjutkan dengan sesi praktik langsung pembuatan sabun. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan dengan langkah-langkah sederhana yang bisa diterapkan di rumah.
Ibu Siti Khoirun Nisak menjelaskan bahwa meskipun teknik pembuatan sabun ini terlihat sederhana, perhatian terhadap bahan baku dan proses sangat penting untuk memastikan hasil yang maksimal. Peserta diajak untuk memahami proporsi bahan, fungsi setiap komponen, hingga langkah pencampuran yang benar.
“Pelatihan ini membuka wawasan kami bahwa limbah kulit pisang yang selama ini hanya dibuang ternyata bisa diolah menjadi produk bermanfaat. Kami tertarik untuk mencoba membuatnya di rumah,” ujar salah satu peserta.
Kegiatan ini juga memberikan inspirasi bagi warga Desa Pucangarum untuk melihat limbah sebagai sumber daya yang bernilai. Sabun kulit pisang dinilai dapat menjadi peluang usaha baru yang tidak hanya membantu mengatasi limbah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Dampak Positif bagi Masyarakat
Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan limbah. Selain itu, dengan hadirnya inovasi ini, Desa Pucangarum diharapkan dapat menjadi contoh desa yang berhasil mengelola limbah menjadi produk yang bernilai tambah.
“Pemanfaatan limbah kulit pisang ini adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar. Kami berharap warga Desa Pucangarum dapat terus mengembangkan inovasi ini untuk mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi,” pungkas ibu Siti Khoirun Nisak.
Melalui kegiatan ini, Kelompok KKN 4 UNUGIRI berharap masyarakat tidak hanya berhenti pada tahap pembuatan, tetapi juga mampu mengembangkan produk olahan ini hingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Inisiatif seperti ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup.